Jumat, 23 November 2012

Seorang Suami Yang Berbohong Terhadap Istrinya


Perkimpoian itu telah berjalan empat (4) tahun, namun pasangan suami istri itu belum dikaruniai seorang anak. Dan mulailah kanan kiri berbisik-bisik:“kok belum punya anak juga ya, masalahnya di siapa ya? Suaminya atau istrinya ya?”. Dari berbisik-bisik,akhirnya menjadi berisik.
Tanpa sepengetahuan siapa pun, suami istri itu pergi ke salah seorang dokter untuk konsultasi, dan melakukan pemeriksaaan. Hasil lab mengatakan bahwa sang istri adalah seorang wanita yang mandul, sementara sang suami tidak ada masalah apa pun dan tidak ada harapan bagi sang istri untuk sembuh dalam arti tidak peluang baginya untuk hamil dan mempunyai anak.
Melihat hasil seperti itu, sang suami mengucapkan: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, lalu menyambungnya dengan ucapan: Alhamdulillah.
Sang suami seorang diri memasuki ruang dokter dengan membawa hasil lab dan sama sekali tidak memberitahu istrinya dan membiarkan sang istri menunggu di ruang tunggu perempuan yang terpisah dari kaum laki-laki.
Sang suami berkata kepada sang dokter: “Saya akan panggil istri saya untuk masuk ruangan, akan tetapi, tolong, nanti anda jelaskan kepada istri saya bahwa masalahnya ada di saya, sementara dia tidak ada masalah apa-apa.
Kontan saja sang dokter menolak dan terheran-heran.Akan tetapi sang suami terus memaksa sang dokter, akhirnya sang dokter setuju untuk mengatakan kepada sang istri bahwa masalah tidak datangnya keturunan ada pada sang suami dan bukan ada pada sang istri.
Sang suami memanggil sang istri yang telah lama menunggunya, dan tampak pada wajahnya kesedihan dan kemuraman. Lalu bersama sang istri ia memasuki ruang dokter. Maka sang dokter membuka amplop hasil lab, lalu membaca dan mentelaahnya, dan kemudian ia berkata: “… Oooh, kamu –wahai fulan- yang mandul, sementara istrimu tidak ada masalah, dan tidak ada harapan bagimu untuk sembuh.
Mendengar pengumuman sang dokter, sang suami berkata: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, dan terlihat pada raut wajahnya wajah seseorang yang menyerah kepada qadha dan qadar Allah SWT.
Lalu pasangan suami istri itu pulang ke rumahnya, dan secara perlahan namun pasti, tersebarlah berita tentang rahasia tersebut ke para tetangga, kerabat dan sanak saudara.
Lima (5) tahun berlalu dari peristiwa tersebut dan sepasang suami istri bersabar, sampai akhirnya datanglah detik-detik yang sangat menegangkan, di mana sang istri berkata kepada suaminya: “Wahai fulan, saya telah bersabar selama Sembilan (9) tahun, saya tahan-tahan untuk bersabar dan tidak meminta cerai darimu, dan selama ini semua orang berkata:” betapa baik dan shalihah-nya sang istri itu yang terus setia mendampingi suaminya selama Sembilan tahun, padahal dia tahu kalau dari suaminya, ia tidak akan memperoleh keturunan”. Namun, sekarang rasanya saya sudah tidak bisa bersabar lagi, saya ingin agar engkau segera menceraikan saya, agar saya bisa menikah dengan lelaki lain dan mempunyai keturunan darinya, sehingga saya bisa melihat anak-anakku, menimangnya dan mengasuhnya.
Mendengar emosi sang istri yang memuncak, sang suami berkata: “istriku, ini cobaan dari Allah SWT, kita mesti bersabar, kita mesti …, mesti … dan mesti …”. Singkatnya, bagi sang istri, suaminya malah berceramah di hadapannya.
Akhirnya sang istri berkata: “OK, saya akan tahan kesabaranku satu tahun lagi, ingat, hanya satu tahun, tidak lebih”.
Sang suami setuju, dan dalam dirinya, dipenuhi harapan besar, semoga Allah SWT memberi jalan keluar yang terbaik bagi keduanya.
Beberapa hari kemudian, tiba-tiba sang istri jatuh sakit, dan hasil lab mengatakan bahwa sang istri mengalami gagal ginjal.
Mendengar keterangan tersebut, jatuhnya psikologis sang istri, dan mulailah memuncak emosinya. Ia berkata kepada suaminya: “Semua ini gara-gara kamu, selama ini aku menahan kesabaranku, dan jadilah sekarang aku seperti ini, kenapa selama ini kamu tidak segera menceraikan saya, saya kan ingin punya anak, saya ingin memomong dan menimang bayi, saya kan … saya kan …”.
Sang istri pun bad rest di rumah sakit.
Di saat yang genting itu, tiba-tiba suaminya berkata: “Maaf, saya ada tugas keluar negeri, dan saya berharap semoga engkau baik-baik saja”.
“Haah, pergi?”. Kata sang istri.
“Ya, saya akan pergi karena tugas dan sekalian mencari donatur ginjal, semoga dapat”. Kata sang suami.
Sehari sebelum operasi, datanglah sang donatur ke tempat pembaringan sang istri. Maka disepakatilah bahwa besok akan dilakukan operasi pemasangan ginjal dari sang donatur.
Saat itu sang istri teringat suaminya yang pergi, ia berkata dalam dirinya: “Suami apa an dia itu, istrinya operasi, eh dia malah pergi meninggalkan diriku terkapar dalam ruang bedah operasi”.
Operasi berhasil dengan sangat baik. Setelah satu pekan, suaminya datang, dan tampaklah pada wajahnya tanda-tanda orang yang kelelahan.
Ketahuilah bahwa sang donatur itu tidak ada lain orang melainkan sang suami itu sendiri. Ya, suaminya telah menghibahkan satu ginjalnya untuk istrinya, tanpa sepengetahuan sang istri, tetangga dan siapa pun selain dokter yang dipesannya agar menutup rapat rahasia tersebut.
Dan subhanallah …
Setelah Sembilan (9) bulan dari operasi itu, sang istri melahirkan anak. Maka bergembiralah suami istri tersebut, keluarga besar dan para tetangga.
Suasana rumah tangga kembali normal, dan sang suami telah menyelesaikan studi S2 dan S3-nya di sebuah fakultas syari’ah dan telah bekerja sebagai seorang panitera di sebuah pengadilan di Jeddah. Ia pun telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an dan mendapatkan sanad dengan riwayat Hafs, dari ‘Ashim.
Pada suatu hari, sang suami ada tugas dinas jauh, dan ia lupa menyimpan buku hariannya dari atas meja, buku harian yang selama ini ia sembunyikan. Dan tanpa sengaja, sang istri mendapatkan buku harian tersebut, membuka-bukanyadan membacanya.
Hamper saja ia terjatuh pingsan saat menemukan rahasia tentang diri dan rumah tangganya. Ia menangis meraung-raung. Setelah agak reda, ia menelpon suaminya, dan menangis sejadi-jadinya,ia berkali-kali mengulang permohonan maaf dari suaminya. Sang suami hanya dapat membalas suara telpon istrinya dengan menangis pula.
Dan setelah peristiwa tersebut, selama tiga bulanan, sang istri tidak berani menatap wajah suaminya. Jika ada keperluan, ia berbicara dengan menundukkan mukanya, tidak ada kekuatan untuk memandangnya sama sekali.
selang beberapa waktu sang isteri meninggal dunia karena kelainan pada organ ginjalnya
betapa terpukulnya sang suami dan sejak saat itulah sang suami berjanji akan merawat anak semata wayangnya dan tak akan menikah lagi demi cintanya pada sang istri ..

Niat dan Ilmu itu PENTING…!!!


Assalamu’alaikum wr. Wb
Sebelum kita membaca artikel ini marilah kita menata niat dulu semoga dengan membaca artikel ini kita dicatat sebagai ibadah dan banyak manfaat yang kita dapatkan dari artikel ini. Amin…J
Mengapa kita harus meniatkan karena Allah SWT ?, sebab banyak sekali perbuatan-perbuatan atau amal-amal yang dilakukan dengan niat yang salah hanya akan mendapatkan hasil yang sia-sia. Banyak lho amalan akhirat tapi bisa berubah menjadi amal dunia. Misalkan Sholat. Sholat itu amalan Akhirat tapi jika kita melakukannya hanya agar mendapat pujian dari orang lain maka perbuatan tersebut berubah menjadi amal dunia. Karena sedang dilihat oleh pacarnya atau dosennya atau bahkan calon mertua (hahaha…) sholatnya dikhusyuk-khusukken, sampe-sampe baca takbir saja ngeden-ngeden..hehe. Membaca Al-qur’an itu adalah amalan akhirat tapi karena membacanya hanya demi mendapatkan pujian dari orang lain maka perbuatan tersebut menjadi amal dunia. Menunaikan haji termasuk amal akhirat tapi jika menunaikannya hanya agar dihargai orang, disegani orang, dihormatin orang maka haji tersebut hanya akan menjadi amal dunia. Kalau memang pengen dihormatin orang gak perlu lah naik haji, bawa bendera merah putih aja nanti juga dihormatin orang lain. Pengen di segani orang? Gak perlu haji, bawa sayur aja masuk warung, tar mesti di Segani,hehehe. Kalau hanya pengen dihargai orang lain gak perlu haji, kasih bandrol harga saja dijidat, nanti juga pasti ada yang nawar,haha...
Sebaliknya, banyak sekali perbuatan yang kelihatannya itu amal dunia tapi karena niatnya bener maka dicatat amal akhirat. Misalkan makan, makan itu amal dunia tapi kalau diniati ibadah maka makan tersebut menjadi amal akhirat. Tidur itu amal dunia tapi kalau diniati beribadah maka tidur tersebut menjadi amal akhirat. Maka dari itu niat itu penting.
Ada kyai bilang orang alim tidur lebih baik dari pada orang bodoh beribadah. Lhoh… kok bisa seperti itu? Sebab, orang alim jika tidur selalu berniat ibadah, buat istrahat agar badannya segar dan bisa melaksanakan ibadah kembali. Sedangkan orang bodoh biasanya melakukan ibadah tetapi niatnya salah. Jadi intinya ilmu itu penting, segala sesuatu itu pasti ada ilmunya. Kepengen berhasil dan sukses dalam bidang perdagangan maka haru ngerti ilmu perniagaan, kepengen pinter masak memasak maka juga harus belajar ilmu permasakan yang disebut tata boga, kepengen pinter dandan atau rias maka harus ngerti ilmunya dandan dan rias yang disebut tata rias. Itu baru urusan dunia, apalagi urusan akhirat. Amal akhirat juga membutuhkan ilmu, dari sholat, puasa, zakat dan haji semua membutuhkan ilmu. Sebab suatu amal tanpa disertai ilmunya maka amalan tersebut ditolak atau tidak diterima. Nih, Ada contoh amalan yang tidak diterima karena tidak mengetahui ilmunya. Lima orang bodoh melakukan sholat berjama’ah dengan 4 ma’mum dan yang 1 imam. Ketika imam belum selesai membaca Al-fatihah tiba-tiba salah satu ma’mum buang gas alias kentut, tapi g bunyi Cuma Ceeessss… gitu doang, karena baunya menyengat ma’mum yang disampingnya bilang “kamu kentut ya, baunya g enak”, sudah 2 ma’mum yang batal, sedangkan ma’mum yang ketiga kestrum (nyambung-nyambung) dan berkata “wes wes, temennya kentut dibiarin aja, orang sholat kok ngomong”, ma’mum yang ke empat ikut-ikutan juga,” heeeh..kalau ngingetin tuh nanti saja sehabis sholat, sholat itu gak boleh ngomong” ucap ma’mun yang ke-4. Akhirnya semua ma’mum batal semua tapi karena mereka tidak tahu ilmunya sholatpun dilanjutkan. Karena mendengar bisik-bisik dari keempat ma’mumnya dengan PeDenya sang imam menoleh ke belakang dan berkata “Ini ma’mum 4 aja kok ribut amat, kalau sholat tu diem kaya aku ini lho, sholat kok berisik”. Akhirnya kesemuanya baik ma’mum dan imam batal tapi karena tidak tau ilmunya ya dengan tidak merasa berdosa sholatnya tetap lanjut. hahah
Ada satu contoh lagi yaitu ketika imam dan ma’mum sedang sholat maghrib berjama’ah, karena sudah dapat 2 rekaat seharusnya melakukan tasyahud awal tapi karena ma’mum tidak mengetahui cara mengingatkannya, seharusnya sebagai ma’mum laki-laki cara mengingatkannya dengan cara mengucap “Subhanallah…” yang tujuannya untuk berdzikir dan  sebagai ma’mum perempuan seharusnya dengan cara menepuk sekali (bukan tepuk pramuka lho ya..Haha…) namun, karena ma’mum tidak ada yang mengetahui cara tersebut dengan gugup salah satu ma’mum menarik sarungnya sang imam, dan apa yang terjadi, sarungnya sang imam lepas dan tidak memakai celana, akhirnya semua ma’mum tercengang melihat pemandangan langka,wkwkwkwk malah ada ma’mum yang bilang “Wow..kereeeeen…” haha
Haji juga ada ilmunya, kalau tidak mengerti ilmunya 50jt hilang begitu saja. Sebagai contoh, Marutho adalah seorang suami yang mempunyai 2 istri, dia kaya raya nama lengkapnya adalah Marutho Kelopo. Suatu hari dia ingin menunaikan haji bersama kedua istrinya yang bernama Hasanah dan Khodijah. Akhirnya keinginan tersebut kesampaian, Marutho bersama kedua istrinya yaitu Hasanah dan Khodijah pergi haji, namun kepergian hajinya tersebut tanpa disertai ilmu yang matang. Sampai akhirnya ketika thowaf (mengelilingi Ka’bah) Marutho tidak tau do’anya, dia hanya hafal do’a sapu jagad (“Robbana aatina fiddunyaa Hasanah wa fil aakhiroti hasanah waqinaa ‘adzaabannaar” artinya: Yaa Allah berikanlah aku kebaikan di Dunia dan kebaikan Di Akhirat serta jauhkanlah Hamba dari api Neraka), do’a tersebut dibaca terus sampai akhirnya istrinya yang bernama Khodijah merasa iri karena setiap thowaf do’a yang dibaca selalu ada namanya Hasanah, kenapa tidak ada namanya Khodijah. Si Khodijah pun protes kepada Marutho agar Hasanahnya diganti Khodijah. Karena Marutho tidak mengerti artinya do’a tersebut maka ia pun menyanggupi permintaan Khodijah, dan setiap thowaf do’a yang dibaca diganti (“Robbana aatina fiddunyaa Khodijah wa fil aakhiroti Khodijah waqinaa ‘adzaabannaar” artinya: Yaa Allah berikanlah aku Khodijah di Dunia dan Khodijah Di Akhirat serta jauhkanlah Hamba dari api Neraka) dan mau tidak mau arti dari do’a tersebut berbeda. Itulah sedikit gambaran amalan akhirat yang ditolak karena tidak tahu ilmunya.

Amalan Pada Tanggal 10 Muharram (Hari Asyura)


Assalamu’alaikum wr. wb
Bulan Muharram merupakan salah satu bulan yang dimulyakan Allah SWT, karena banyak sekali pahala yang Allah berikan kepada hambanya dibulan ini. Bulan Muharram adalah bulan pertama pada tahun Hijriah, seringkali dikatakan bahwa  bulan Muharram adalah lebarannya orang yatim piatu dan fakir miskin. Mengapa begitu? . Nanti kita akan membahas bersama. Banyak sekali amalan-amalan yang dapat kita lakukan pada bulan Muharram ini, serta pahala yang besar yang Allah janjikan kepada hambanya yang melaksanakan amalan-amalan tersebut. Salah satunya adalah Puasa pada tanggal 10 bulan Muharram. Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa berpuasa dihari Asyura (10 Muharram), maka pahalanya 10.000 kali haji dan umroh dan seperti 10.000 mati Sahid”. Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa memberi makan kepada orang yang berpuasa dihari Asyura (10 Muharram), maka pahalanya seperti memberi makan sejumlah umatnya Nabi Muhammad SAW.”
Sangat jelas sekali hadits diatas memberikan gambaran betapa mulianya bulan Muharram dan betapa murahnya Allah SWT dalam memanjakan hambanya dengan pahala-pahala yang dijanjikan. Sangat bermanfaat sekali bagi kita semua yang mau untuk melakukan puasa di hari ke-10 bulan Muharram. Berikut ini beberapa amalan yang dapat kita lakukan pada hari Asyura (tanggal 10 Muharram):
1.      Puasa tanggal 9, 10, dan 11 Muharram.
Rasulullah SAW bersabda: “Berpuasalah pada hari Asyura, dan bedakanlah dengan orang Yahudi yaitu dengan berpuasa sehari sebelum dan sehari sesudah hari Asyura (10 Muharram).”
Dari hadits diatas bahawasannya untuk membedakan kita dengan orang Yahudi maka kita dianjurkan berpuasa sehari sebelum dan sesudah tanggal 10 Muharram, Namun apabila hanya melakukan puasa pada tanggal 10 Muharram saja itu juga tidak masalah, karena itu sudah bisa menutupi dosa setahun yang sudah terlewati.
Rasulullah SAW bersabda: “Aku mencari pahala puasa Asyura kepada Allah SWT, karena dapat menutupi dosa sethaun yang terlewati”.
2.      Shalat 4 rekaat
Shalat 4 rekaat ini dapat dilaksanakan pada malam tanggal 10 Muharram (tanggal 9 malam), dengan ketentuan yaitu setiap rekaat membaca surat Al-Fatihah 1x dan Surat Al-Ikhlas sebanyak 51x.
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa shalat 4 rekaat dihari Asyura (10 Muharram) setiap rekaat membaca Al-Fatihah 1 x dan Al-Ikhlas 51 x, Maka Allah akan memberikan ampun dosa-dosanya selama 50 tahun.”
3.      Memberikan sedikit harta kepada Keluarga dan istrinya.
Rasulullah SAW bersabda: “Dan berikan kelonggaran harta kepada Keluargamu di hari Asyura, sebab orang yang memberikan kelonggaran harta kepada Istri dan Keluarganya di hari Asyura, maka Allah akan melonggarkan rizkinya orang tersebut setiap tahun.”
4.      Shodaqoh
Rasulullah SAW bersabda: “ Barang siapa bershodaqoh dihari Asyura, maka dirinya tersebut seakan-akan belum pernah menolak terhadap orang yang meminta-minta”.
5.      Silaturrahim
6.      Mandi
Mandi disini bukan hanya mandi sepeti biasanya, melainkan adalah mandi seperti mandi besar atau mandi junub.
7.      Memotong kuku
8.      Memakai celak
9.      Berkunjung ketempat orang Alim atau Kyai.
10.  Menjenguk orang sakit
11.  Mengusap rambut anak Yatim.
Mengusap rambut disini bukan sekedar mengusap saja melainkan jika ada rizki lebih yaitu dengan memberikan sedikit rizkinya terhadap anak yatim piatu. Sebab setiap helai rambut anak yatim piatu yang diusap itu menggugurkan dosa-dosa orang yang mengusapnya. Maka berbagilah kepada mereka (anak yatim piatu).
12.  Membaca Surat Ikhlas sebanyak 1000 x, ayat kursi 100 x dan membaca “Khasbunallahu wa ni;mal wakiil, ni’mal maulaa wa ni’mannashiir” sebanyak 70 x dan lain-lainnya.
Demikian tersebut beberapa amalan-amalan yang dapat kita lakukan pada hari Asyura, tidaklah harus semua kita lakukan tapi semampu kita saja. Semoga kita dapat melaksanakan amalan-amalan tersebut dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi saya dan kita semua..Amin
Wassalamu’alaikum wr. wb

Selasa, 13 November 2012

Kemuliaan Muharram

Karena bulan Muharram adalah bulan suci bagi kaum muslimin, maka sebagian orang menjadikannya sebagai hari besar yang harus diperingati. Sehingga sebagian kaum muslimin melakukan berbagai ritual untuk memperingati dan merayakannya. Ada yang mengadakan tabligh akbar, syukuran dengan makan-makan bersama, dan bentuk perayaan lainnya. Padahal, peringatan ini tidak pernah dicontohkan oleh para sahabat Radhiyallahu 'Anhum. Ada yang lebih parah dari itu bahwa sebagian mereka melakukan acara-acara yang pada hakekatnya adalah syirik. Seperti yang terjadi di daerah Yogyakarta, budaya larung sesaji bulan Muharram, di Surakarta ada arak-arakan kerbau yang bernama Kiai Slamet, di Gunung Lawu ada ritual khusus yang dilakukan oleh sebagian orang di malam tanggal satu Muharram, dan masih ada segudang contoh yang lain. Ini membuktikan betapa tingginya tingkat kebodohan umat, sehingga mereka terjerumus ke dalam jurang kemusyrikan yang begitu dalam.
Dari sisi lain, biasanya, kaum muslimin saling memberikan ucapan selamat tahun baru hijriah kepada sesama mereka. Sebenarnya hal ini tidak sesuai dengan sunah Nabi Shallallaahu Alaihi Wasallam. Karena tidak ada contoh dari Nabi Shallallaahu Alaihi Wasallam maupun dari para sahabat. Hal ini tidak perlu dilakukan.
. . . menyambut tahun baru Hijriah ini dengan meningkatkan ketaatan kepada Allah, mengintrospeksi diri, melakukan pembenahan dan pembaruan terhapap amal-amal perbuatan kita yang rusak, dan memperbaiki hubungan dengan sesama manusia . . .
Sikap yang tepat adalah menyambut tahun baru Hijriah ini dengan meningkatkan ketaatan kepada Allah, mengintrospeksi diri, melakukan pembenahan dan pembaruan terhapap amal-amal perbuatan kita yang rusak, dan memperbaiki hubungan dengan sesama manusia; terutama keluarga, mulai istri, anak-anak, dan karib kerabat. Karena seseorang akan dimintai pertanggung jawaban nanti hari kiamat tentang mereka. Allah berfirman, "Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka." (At-Tahrim: 6).
Selain itu, hendaknya kita melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepada kita dengan sebaik-baiknya, karena nanti di hari kiamat, anggota tubuh seseorang akan berposisi sebagai musuh baginya. Yaitu ketika Allah menutup mulut seorang hamba lalu tangan dan kaki dan anggota tubuh lainnya berbicara mengungkapkan apa yang pernah dilakukannya. Allah berfirman, "Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka, 'Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?' Kulit mereka menjawab. 'Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata', dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali yang pertama dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. Kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu terhadapmu bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan'. Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka terhadap Tuhanmu, prasangka itu telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi." (Ash-Shaffat: 20-23).
Pada Al-Qur'an terjemahan Depag diterangkan bahwa mereka itu memperbuat dosa dengan terang-terangan karena mereka menyangka bahwa Allah tidak mengetahui perbuatan mereka dan mereka tidak mengetahui bahwa pendengaran, penglihatan, dan kulit mereka akan menjadi saksi di akhirat kelak atas perbuatan mereka.
. . . Pada hakekatnya, satu tahun berlalu, berarti satu tahun lebih dekat dengan kuburan. . .
Hendaknya kita berupaya menjadikan setiap tahun lebih baik daripada tahun yang sebelumnya. Pada hakekatnya, satu tahun berlalu, berarti satu tahun lebih dekat dengan kuburan. Maka, hendaknya kita mempergunakan sisa waktu dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan ketaatan kepada Allah.
Sesungguhnya dunia tidak akan sejahtera kecuali dengan tegaknya agama. Kemuliaan, keagungan, dan ketinggian derajat tidak akan diperoleh kecuali bagi orang yang tunduk, patuh, dan berendah diri di hadapan Allah. Keamanan serta kedamaian tidak akan terwujud kecuali dengan mengikuti konsep para Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Jika bulan demi bulan dan tahun demi tahun berlalu dengan penuh penyimpangan dan kemaksiatan kepada Allah, berarti hal itu adalah istidraj dari Allah, yang akan berakibat kehancuran dan kebinasaan. Maka, hendaknya kita menghindari hukuman Allah dengan mentaati-Nya dan bertaubat kepada-Nya.
Nabi Shallallaahu Alaihi Wasallam menganjurkan umatnya untuk mengerjakan puasa pada bulan Muharram yang mulia, yaitu puasa sunah pada tanggal sepuluhnya. Dan, puasa ini adalah puasa yang paling afdhal setelah puasa Ramadhan. Kemudian, untuk menyelisihi kaum Yahudi yang juga berpuasa di tanggal sepuluh bulan tersebut, maka Nabi Shallallaahu Alaihi Wasallam mengisyaratkan untuk berpuasa pula pada tanggal sembilannya. Dan, puasa sunah bulan Muharram, akan menghapus dosa-dosa setahun sebelumnya.
. . . Nabi Shallallaahu Alaihi Wasallam menganjurkan umatnya untuk mengerjakan puasa pada bulan Muharram yang mulia, yaitu puasa sunah pada tanggal sepuluhnya. . .
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,
وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
"Puasa hari 'Asyura, sungguh aku berharap kepada Allah agar menghapuskan dosa setahun yang telah lalu." (HR. Muslim no. 1975)
Semoga Allah memberikan tambahan hidayah dan taufik kepada kita untuk meningkatkan ketaatan kepada-Nya di tahun baru yang segera tiba dan tahun-tahun sesudahnya, sehingga kita berpisah dari dunia dalam kondisi mulia, husnul khatimah. Sesungguhnya nilai kita ditentukan saat ruh berpisah dari jasad kita. Wallahu a'lam.
Namun yang terpenting dari peringatan tahun baru Hijriah adalah pada soal perubahan, maka ada baiknya momen pergantian tahun ini kita jadikan sebagai saat saat untuk merubah menjadi lebih baik. Itulah fungsi peringatan tahun baru Islam.
Ada 3 pesan perubahan dalam menyambut Tahun Baru Hijriah ini, yaitu:
1. Hindari kebiasaan-kebiasaan lama / hal-hal yang tidak bermanfaat pada tahun yang lalu untuk tidak diulangi lagi di tahun  baru ini.
2. Lakukan amalan-amalan kecil secara istiqamah, dimulai sejak tahun baru ini yang nilai pahalanya luar biasa dimata Allah SWT, seperti membiasakan shalat dhuha 2 raka’at, suka sedekah kepada fakir miskin, menyantuni anak-anak yatim, dll.
3. Usahakan dengan niat yang ikhlas karena Allah agar tahun baru ini jauh lebih baik dari tahun kemarin dan membawa banyak manfaat bagi keluarga maupun masyarakat muslim lainnya.