Assalamu’alaikum
Wr. Wb
Kalau
kita ingin menghidupkan motor, pasti kita butuh kunci untuk menghidupkannya,
ketika kita ingin membuka pintu rumah, pasti kita butuh kunci untuk membukanya,
ketika kita ingin membuka Facebook, Twitter, dan sejenisnya kita butuh kunci
(password) untuk membukanya, jangankan pintu, motor, Facebook, Twitter dll
Kalau kita ingin membuka hati orang saja kita butuh kunci kok, yang jelas bukan
kunci inggris, obeng dan antek-anteknya. hehehe
Kalau
berbicara tentang kunci, teringat bahwa untuk masuk surganya Allah kita harus
memiliki kunci, kalau tidak ya tidak masuk surge dong. Bisa disimpulkan bahwa
kunci tersebut adalah sesuatu yang sangat berperan penting didalamnya. Kalau
tidak punya kunci motor, kita tidak bisa menghidupkan motor, kalau tidak punya
kunci pintu rumah, kita tidak bisa masuk, apa lagi kalau tidak punya kunci
masuk surganya Allah, ya jelas kita tidak akan bisa masuk surganya Allah dong. Trus… kuncinya apa dong? jawabannya
adalah Sholat, yah sholat fardhu yang wajib dilaksanakan 5x dalam sehari. Saya
rasa anda sudah sering mendengar pembicaraan ini namun, saya hanya bermaksud
mengingatkan kembali untuk diri saya sendiri khusunya dan kepada para pembaca
sekalian. Kalau dicermati 5x dalam sehari itu kelihatan enteng ya, namun dalam
kenyataannya, masih banyak yang meninggalkannya, pada hal itu wajib lho.. masih banyak yang sering
melalaikannya, masih banyak yang sering mengacuhkannya, dan masih banyak juga
yang dengan sadar tidak melaksanakannya. Bukannya ketika kita masih didalam
rahim ibu kita sudah terikat kontrak dengan Allah?, yang isinya kalau kita
bersedia untuk melaksanakan sholat? Tapi kenapa kita masih saja banyak yang
meninggalkannya?semoga saya dan anda sekalian bukan termasuk orang-orang yang meninggalkan
sholat. Amin.
Dalam
sebuah perjalanan saya ketika dari Klaten menuju ke Yogyakarta, dengan tidak sengaja
saya melihat mobil truk bermuatan pasir berhenti di sebuah masjid. Saya
kemudian ikut berhenti karena rencana saya ingin sekalian sholat Asar
berjama’ah. Tak disangka ternyata bapak-bapak sopir ini berhenti tidak hanya
untuk beristirahat saja, namun mereka juga ikut sholat asar berjama’ah. Dengan
mengenakan kaos dan sarung serta peci mereka masuk ke dalam sebuah masjid dan
mengikuti sholat berjama’ah. Setelah selesai sholat saya mencoba berfikir dan
membayangkan jikalau yang menjadi sopir tersebut adalah saya, apakah saya mampu
seperti bapak-bapak sopir ini?sudah pekerjaannya yang tergolong pekerjaan
kasar, tapi mereka tidak mau ketinggalan sholat berjama’ah juga, sedangkan saya
saja yang belum punya tanggung jawab seperti bapak-bapak sopir ini, masih
sering bermalas-malasan ketika adzan dikumandangkan, masih sering
mengundur-undur waktu sholat, padahal jika dipahami kembali seharusnya saya
kudu lebih rajin untuk sholat tepat waktu dan berjama’ah dari pada bapak-bapak
sopir ini, ya? Ahh…memang bapak-bapak sopir tadi telah memberikan pelajaran
berharga untuk saya agar lebih semangat dan sadar untuk melaksanakan sholat
tepat waktu dan berjama’ah.
Sebuah
pelajaran beharga kembali saya dapatkan ketika saya sedang berkunjung ke tempat
KKN saya yang berada di Gunungkidul. Saya melihat beberapa orang petani yang
telah selesai memanen padi mereka, awalnya saya penasaran sebab dari kejauhan
mereka berbaris seperti shof dalam sholat, namun, ternyata setelah saya lihat
lebih dekat mereka memang benar-benar sedang sholat. Subhanallah… bayangkan mereka sholat dipinggir jalan dengan
berjama’ah, karena ketika itu memang sudah masuk sholat Asar, dan letak masjid
memang sedikit jauh dari lokasi tersebut. Sontak saya langsung malu kepada diri
saya, sebab sudah masuk waktu sholat kenapa tadi ketemu masjid saya tidak
berhenti dulu untuk sholat. Begitu ketemu masjid saya pun langsung berhenti dan
melaksanakan sholat. Setelah sholat kembali saya merenung dan kagum terhadap
para petani tadi yang secara tidak langsung memberikan tamparan kepada saya
untuk kembali sadar betapa PENTINGNYA sholat. Mereka saja yang pekerjaannya
kasar, berat tapi mereka tetap tidak meninggalkan sholat, sedangkan saya? hanya
seorang mahasiswa yang bisa dikatakan segala sesuatu masih minta orang tua, dan
belum memiliki tanggung jawab besar, tapi saya masih sering tidak sholat tepat
waktu. Astaghfirullah….
Cerita
tersebut memang pelajaran berharga bagi saya dan mungkin para pembaca sekalian,
betapa hebatnya mereka yang kerjanya adalah pekerjaan kasar tapi mereka tetap
tidak mau meninggalkan sholat, sedangkan kita yang mungkin masih tergolong
lebih ringan tanggung jawabnya, mari kita lebih semangat untuk melaksanakan
sholat 5 waktu. Sungguh bapak-bapak sopir dan para petani tersebut adalah calon
penghuni surga yang bisa kita contoh, meskipun berat tanggung jawab yang kita
emban, jangan sampai kita meninggalkan sholat.
Ibnu Qayyim Al
Jauziyah –rahimahullah- mengatakan, ”Kaum muslimin bersepakat bahwa meninggalkan shalat
lima waktu dengan sengaja adalah dosa besar yang paling besar dan
dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, berzina,
mencuri, dan minum minuman keras. Orang yang meninggalkannya akan mendapat
hukuman dan kemurkaan Allah serta mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat.” (Ash
Sholah, hal. 7).
Kita bisa belajar
dari mereka , jangan sampai kesibukan menghalangi kita dari sholat tepat waktu.
Semoga bermanfaat…
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar