Assalamu’alaikum Wr. Wb
Manusia dan hewan memiliki kesamaan, yaitu sama-sama makhluk
ciptaan Allah, Namun sifat dan kehidupannya sangat berbeda. Manusia merupakan
makhluk Tuhan yang sempurna dibandingkan hewan, manusia punya akal dan pikiran
yang bisa digunakan untuk berfikir dan bahkan merubah dunia, sedangkan hewan
tidak memiliki akal dan pikiran yang bisa digunakan seperti manusia. Namun
apakah perbedaan tersebut membuat kita tidak perlu mempelajari atau meniru
kehidupan hewan? jawaban yang tepat yaitu kita masih perlu meniru dan
mempelajarinya selama itu bersifat baik.
Manusia
lahir didunia itu telanjang, artinya bahwa kita semua ini sebagai manusia
sebenarnya tidaklah memiliki apa-apa, semua yang kita miliki tersebut adalah
milik Allah. Semua manusia itu telanjang sewaktu lahirnya, para pejabat yang
sekarang, dulu ketika lahir mereka juga telanjang, Pak kyai lahirnya juga
telanjang, pak menteri lahirnya juga telanjang, dan semua manusia lahirnya
telanjang, tidak ada yang lahir dengan menggunakan seragam. J
Itulah lambang bahwa manusia itu tidak punya apa-apa. Namun memang sudah jadi dasar wataknya
manusia yang tidak punya apa-apa, aslinya tidak mengerti apa-apa, akan tetapi ingin
mengetahui apa-apa, ingin mempunyai apa-apa bahkan ingin MENGUASAI segalanya
ibarat dunia ini ingin digenggam. Jadi setiap bayi yang lahir PASTI tangannya
menggenggam. Itu sudah menjadi lambang dari Allah bahwa manusia itu ingin dunia
seisinya ini dalam genggammannya. Tidak pernah ada bayi lahir tangannya melambai-lambai
sambil say hello kepada ibunya. Tapi
manusia tidak sadar kalau ketika mati itu tangannya membuka. Itu lambang bahwa
tidak ada segala sesuatu yang didunia ini bisa dibawa mati. Kalau secara teori
seharusnya manusia ketika mati itu ngempet sakit dan tangannya menggenggam,
tapi tidak ada yang seperti itu. Semua itu bisa kita rasakan kalau kita semua
sudah mati, kalau belum mati maka sifat ingin menguasai segalanya itu masih
ada. Oleh karena itu sebutan bagi orang yang meninggal itu beda-beda. Kalau
orang alim atau orang baik itu misal meninggal disebut SEDO (dalam bahasa jawa)
artinya SEksanya wes bakDO, artinya siksanya sudah selesai tinggal nikmatnya
tinggal enaknya, seperti saya ini besok SEDO. Amin… J Misal orang biasa itu ya MATI gt aja,
artinya nikMAtnya ganTI. Kalau orang rada jelek itu MATEK artinya nikMAtnya wes
entEK atau nikmatnya sudah habis. Kalau tukang mabuk, suka main judi, suka berbuat
dosa itu meninggalnya disebut BONGKO, artinya dioBONG neng neroKO atau dibakar
dineraka.hehe
Manusia
bisa merasakan semuanya itu ketika sudah mati, misal masih hidup ya masih
mempunyai sifat ingin menguasai, sebab manusia itu hidupnya tidak pernah merasa
cukup. Maaf-maaf kata ya, contohkan saja ayam. Ayam itu makannya hanya beras,
nasi, kedelai, kacang hijau. Tapi coba kalau manusia beras dimakan, nasi
dimakan, kedelai dimakan, kacang hijau dimakan dan bahkan ayam-ayamnyanya juga
doyan. Kambing itu makannya cukup kangkung, bayam, saja mau, tapi kalau manusia
kangkung juga dimakan, bayam juga dimakan dan bahkan se-kambing-kambingnya juga
doyan. Kucing itu kalau kucing beneran cukup ikan asin, tulang, ikan teri saja,
tapi kalau Kucing GARONG apa-apa doyan, aspal juga doyan, besi juga doyan duit
rakyat saja juga doyan kok.haha Contoh lagi BAJING (Tupai) kalau bajing beneran
dapat makan kelapa satu itu aja sudah cukup, bahkan merasa kasihan dengan yang
punya maka disisakan. Karena biar yang punya tidak perlu memanjat untuk
mengambil kelapa, maka kelapa yang sudah dimakan aja dijatuhkan, masih kurang
baik apa jal? Coba kalau BAJING*N, dikasih kelapa 4 pohon juga masih kurang,
jangankan kelapanya, sepohon-pohonnya juga mau kok. Apalagi BAJING*N masih ada
tambahannya TENGIK gitu, weeeees bubarr sekabehane. Haha
Itulah
gambaran kalau manusia itu hidupnya tidak pernah merasa cukup yang selalu
merasa kuraaang terus. Tapi kalau hewan itu selalu merasa cukup karena hewan
tidak ada yang punya sifat menguasai. Jadi hewan itu selalu dicukupi oleh Allah
dan tidak pernah kekurangan, sebab hewan itu Makhluknya Allah yang Qona’ah=terimo ing pandum. Didunia hewan
tidak pernah merasakan masa paceklik atau krisis pangan, tidak ada namanya krisis
ekonomi. Apa ada yang pernah denger ada cicak terkena busung lapar? tidak ada
kan..? bisa dilihat kalau cicak itu hidupnya menempel dan tidak bisa terbang
tapi makananya hewan-hewan yang bisa terbang. Tapi cicak selalu menerima dan
tidak pernah protes sama yang diatas. Adakah cicak yang protes begini “Wah Allah tu salah desain aku ini,
makananku tu hewan yang bisa terbang masak aku tidak didesain punya sayap”
hehe tidak ada cicak yang protes seperti itu. Maka dari itu hewan jika sudah
mendapatkan makan ya sudah cukup, maka dari itu tidak pernah ada yang
kekurangan, dan selalu dicukupi oleh Allah. Ayam kalau dapat makanan dan sudah kenyang
ya sudah. Tidak memikirkan besok makan apa lagi, untuk besok ya besok. Apa ada
ayam cari makan sambil bawa karung?hehehe
Yang
hidupnya tidak pernah merasa cukup itu ya hanya manusia, ada juga satu macam
hewan yang hidupnya memiliki sifat sama dengan manusia, yaitu Monyet. Monyet itu
kalau dikasih makan apa-apa tidak pernah cukup dan pasti dia suka menimbun
seperti manusia. Jadi makhluknya Allah yang suka menimbun dan sama sifatnya itu
ya cuma manusia dan Monyet, ya cuma mereka berdua itu kok.heheh
Coba
kalian teliti, semua hewan itu kalau makan langsung pake mulutnya tidak pake
tangan. Ayam, itik, angsa, sapi, kambing dll kalau makan langsung pakai mulut
tidak perlu istirahat pakai tangan, yang makan pakai tangan itu ya cuma mereka berdua tadi,hehehe
Demikian
itu sedikit cerita yang menggambarkan kehidupan hewan dan manusia, mungkin ada
beberapa sifat baik yang dimiliki hewan untuk dijadikan contoh atau motivasi
bagi kita. Semoga bermanfaat dan apabila ada kesalahan mohon kebenarannya.
Terimakasih.. J
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb
Sumber: Pengajian rutin Wisata hati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar