Assalamu'alaikum Wr. Wb
Dalam keseharian kita bisa menyaksikan, bagaimana Allah menciptakan kondisi hambaNya dengan macam rupa. Allah lebihkan
sebagiannya, dan Allah uji sebagian lainnya dengan jauh dari kata
cukup. Tapi entah mengapa? diri ini lebih sering menilai semua itu
sebagai fenomena hidup yang lumrah, bukan dengan kaca mata keimanan.
Padahal ada cerminan cinta Allah di sana, yang semestinya bisa membuat
diri ini lebih bersyukur.
Sebab, dalam segala keterbatasan yang orang lain miliki, sebenarnya
bisa saja Allah limpahkan kepada kita. Akan tetapi, Allah
menangguhkannya atau sama sekali memang menjaga kita agar tak mengalami
keterbatasan itu. Lantas, bila hati ini bertanya di mana cinta Allah
ketika itu, sebenarnya inilah cara Allah menjawab cinta.
Ya. Cinta Allah tak sama dengan cinta manusia. Allah menjabarkan
cintaNya dalam cerita yang sering tak terduga. Ia hadirkan kita
ditengah-tengah keluarga yang sederhana, agar kita lebih mengenal makna
syukur dan sabar. Ada orang yang mengalami kecacatan fisik, mungkin
Allah ingin dia lebih maksimal mengfungsikan organ tubuh yang lain.
Sederhananya, segala keterbatasan itu adalah cara Allah menjaga kita
untuk terus dekat denganNya. Oleh karenanya, pribadi yang terus
khawatir dengan kehidupannya sekarang, yang menilai keterbatasannya saat
ini sebagai penghambat hidupnya, adalah mereka yang belum mampu
mengecap manisnya kasih sayang Allah dalam sisi kehidupannya.
Sebab, berlapang hati dengan ketentuan Allah terhadap diri kita
sekarang, bukan hanya sekedar menghibur jiwa. Jauh dari itu, ini adalah
sikap yang memang harus dimiliki seorang yang mengaku beriman. Bahwa ia
mempercayakan kehidupannya hanya kepada Allah semata. Totalitas
kepasrahan inilah nantinya yang menggiring manusia untuk lebih siap, dan
tak lagi mendesak untuk bertanya. Mengapa hidupku begini?
Sekarang cobalah renungkan, sebenarnya apa yang terbayang dibenak
ini, saat melihat orang di sekitar kita yang hidupnya begitu
memprihatinkan. Memiliki fisik yang tak sempurna, kondisi ekonomi yang
menggetirkan, kesempatan pendidikan yang sekedarnya serta
keterbatasan-keterbatasan lain yang dalam penilaian kita, semua itu
adalah penghambat dalam menggapai tujuan hidup.
Lalu cobalah mengukur diri dengan apa yang telah Allah berikan kepada
kita sekarang, dan temukan manisnya cinta Allah di sana. Karena
sesungguhnya, hidup yang terasa berat bukan karena dunia yang tak
bersahabat. Melainkan, karena iman yang tak terawat. Ya, dalam
keterbatasan kita, Allah telah titipkan cinta.
“Sungguh, sangat beruntung seorang yang masuk Islam, kemudian
mendapatkan rezeki yang secukupnya dan Allah menganugerahkan kepadanya
sifat qana’ah (merasa cukup dan puas) dengan rezeki yang Allah Subhanahu
wa Ta’ala berikan kepadanya.” (HR. Muslim).
Wassalamu;alaikum Wr. Wb
Sumber: Anak kampung pikiran global
Tidak ada komentar:
Posting Komentar