Assalamu’alaikum
Wr. Wb
“Aji ning rogo gumantung ing busono,
Aji ning diri gumantung ing lati”. Yap… pernahkah anda
mendengar kata tersebut? taukah apa artinya? Kalau tidak salah artinya begini :
Bagusnya perilaku seseorang itu bisa dilihat dari penampilannya, sedangkan
baiknya hati seseorang bisa dilihat dari cara ngomongnya. Namun apakah di jaman
sekarang bisa dijadikan sebagai dasar/ukuran seseorang? Menurut saya, kata-kata
diatas tidaklah sepenuhnya bisa dijadikan ukuran. Eits…!!!
Tapi saya tidak bermaksud menentang kata-kata diatas lho…J Sebab, banyak sekali jaman sekarang
penipuan-penipuan berkedok orang baik, kebohongan berkedok orang baik dan lain
sebagainya. Banyak orang-orang berpenampilan rapi, tapi kerjaanya menipu.
Banyak orang berpenampilan muslim/muslimah biar kelihatan sholeh maupun
sholehah, tapi kelakuannya juga tidak sesuai dengan pakaian yang dipakai.
Banyak orang-orang yang cara ngomongnya kelihatan baik, tapi hatinya juga
busuk. Pokoknya banyaklah. Namun, saya tidak menuduh mereka seperti itu semua lho…hehe
Terkadang
mereka yang berpakaian kumel malah hatinya sangat mulia, mereka yang berpenampilan
seperti preman tapi kelakuannya justru terbalik dengan penampilannya alias
baik. Kelihatannya mereka tidak meyakinkan bahwa mereka orang baik karena
penampilannya seperti penjahat tapi malah hatinya seperti malaikat. Arrghhh…pokoknya banyak yang kebalik
lah. J
Nih,
Saya ada sedikit pengalaman yang kasusnya juga sama dengan pernyataan diatas.
Dulu waktu awal saya masuk dipesantren, saya punya teman yang kelihatannya wah bangetlah (tidak perlu disebutin
merknya ya, J)
kalau dilihat perfect banget, dilihat
dari penampilannya aja kelihatan sholeh, bahkan ngomongnya aja seakan-akan
menunjukkan bahwa dia itu orang yang pinter, bijak, baik, bertanggung jawab,
ilmunya tinggi, dan lain sebagainya. Awalnya saya nurut saja dan percaya,
maklum dia senior saya tapi masih sebaya sih. Tapi lama-kelamaan saya
mengetahui sikap aslinya, ternyata hatinya busuk juga, hanya dibungkus dengan
penampilan yang sholeh dan cara ngomongnya yang baik aja. Hadeww…
Ada
lagi, waktu itu saya diajak temen saya jalan-jalan ke Semarang naik Vespa,
karena di Alun-alun Semarang ada semacam kumpulan club Vespa yang datang dari
berbagai kota. Karena kami dari Klaten hanya berdua dan tidak ada kenalan sama
sekali, kami menghampiri 3 orang yang sedang berkumpul. Awalnya saya sedikit
ragu dan sedikit khawatir jika nanti ditawarin miras dan antek-anteknya, sebab melihat penampilannya saja sudah tidak
meyakinkan, dengan celana sobek-sobek, kaos hitam kumel, rambut mohak,
telinganya bertindik, ditambah jaket yang penuh dengan tempelan dimana-mana.
Setelah berkenalan ternyata mereka asli Salatiga, mereka sangat sopan, bahkan
ketika masuk waktunya sholat kami berdua diajak untuk sholat bersama di Masjid.
Saya masih belum yakin, sebab gimana sholatnya bisa sah kalau celananya saja
sobek-sobek dan auratnya kelihatan? tapi ternyata mereka bawa sarung serta baju
bersih. Dalam hati saya geleng-geleng kepala, dan dari situ saya yakin dia
orang baik. Sekarang bisa dilihat, kalau mereka dari rumah sudah bawa pakaian
ganti untuk sholat berarti memang mereka sudah mempersiapkan dan sudah niat
agar tidak meninggalkan sholat. Bahkan ternyata tindik yang ada ditelinganya
tersebut hanya tindik magnet saja, bukan asli yang dibolong telinganya. Selesainya sholat saya memberanikan untuk
tanya-tanya soal kepribadian mereka, dan ternyata memang mereka suka
berpenampilan kumal dan sangar,
katanya itu adalah seni, dan mereka mencintainya, maka dari itu mereka
berpenampilan apa adanya, tapi untuk soal ibadah tetep no.1 dan mereka tidak
mau meninggalkannya. Edyaaan…. Ternyata mereka juga bukan tipe orang yang
suka dengan miras dan antek-anteknya, weeeww….
Nhah,
melihat sepenggal cerita diatas bisa terbukti kan bahwa penampilan itu tidak
sepenuhnya bisa menjamin perilaku seseorang sama dengan penampilannya. Masih
banyak peristiwa-peristiwa yang mungkin bisa ditemui dikehidupan sehari-hari.
Bahkan terkadang penampilan yang baik tersebut hanya untuk menutupi perilakunya
yang busuk, banyak wanita-wanita dilihat dari penampilannya kelihatannya sholehuaaaaaahhh
tapi kelakuannya neraka. Tidak hanya
wanita saja, laki-laki juga banyak yang seperti itu. Terkadang suka melarang
begini melarang begitu tetapi dirinya sendiri melakukannya, berani mengharamkan
ini mengharamkan itu tapi dia juga doyan. Trus,
buat apa gunanya suka melarang orang lain tapi dirinya (hatinya) sendiri tidak
dilarang? lebih baik dirinya (hatinya) sendiri dulu DILARANG melakukan
perbuatan TERLARANG sebelum MELARANG orang lain untuk melakukan perbuatan
TERLARANG, betul tidak?hehe
Intinya,
baik buruknya seseorang tidak bisa dijamin dari bagaimana cara mereka
berpenampilan serta berbicara, melainkan bagaimana HATI-nya. Sebab jika hatinya
baik maka baiklah seluruh tubuhnya, tetapi jika hatinya rusak maka rusaklah
seluruh tubuhnya. Mungkin kita semua juga sudah pernah mendengar sabda
Rasulullah SAW: “Ingatlah, sesungguhnya
didalam tubuh terdapat segumpal darah, jika ia baik maka bailah seluruh
tubuhnya, dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ingatlah,
sesungguhnya ia adalah HATI”. (HR. Bukhari-Muslim). Sudah jelas kan? bahwa ukuran baik buruknya
seseorang adalah HATI-nya.
Sekali
lagi saya mengingatkan tidak semuanya seperti itu, banyak juga mereka
berpenampilan baik dan kelakuannya baik juga. Yang paling pernting HATI-HATI
dan WASPADA saja, jangan mudah tertipu. Memang benar kata pepatah yang
mengatakan “Tak kenal maka tak sayang” intinya
agar kita semua untuk lebih berhati-hati dan waspada. Tapi, bukan berarti saya
menulis seperti ini lalu saya yang paling benar lho… Saya juga masih banyak kesalahan kok, dan masih belajar untuk menjadi INSAN yg lebih baik. J
Semoga
bermanfaat, jika ada kesalahan dan kata-kata yang menyinggung mohon untuk
dibenarkan dan dimaafkan.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar