Assalamu’alaikum Wr. Wb
Apakah anda termasuk orang
yang penakut jelajah malam? wes tho
tidak perlu malu, J
Sebab awalnya
saya juga orang yang sangat takut jelajah malam, takut kalau digondol wewe (setan) hahaha
Namun, rasa takut
tersebut bisa hilang setelah saya diajak teman SMA saya (Jamal, Puji, Yudan,
Rizki, dan Hasan) untuk jelajah malam di Gunung Purba yang letaknya berada di
Gunung Kidul. Awalnya kami hanya kumpul-kumpul saja untuk nongkrong, sebab
sudah lama kami tidak berkumpul bersama. Karena dirasa acara ngumpul-ngumpul
ini kurang berwarna, salah satu teman saya si Jamal mengajak untuk menaiki
Gunung Purba yang ada di Gunungkidul. Teman-teman saya yang lain menyanggupi
ajakan tersebut, sedangkan saya hanya bengong saja, sambil ngebayangin
malam-malam tanpa ada persiapan tiba-tiba harus mendaki. (sialan, dah tau saya
penakut jelajah malam malah diajakin, mapuz
dah!). Tapi biar terhindar dari ejekan saya pun menyanggupinya.
Jam 10 malam kami
berangkat dari kos, tanpa peralatan apa-apa, sebab dalam pikiran saya kalau mau
mendaki harus membawa peralatan yang memadai, maklum waktu itu belum pernah
saya mendaki gunung. Kami berenam berangkat hanya membawa 2 senter, mana senter
yang satu itu kecil sangat. hem….
Jam 12 malam kami
pun sampai di TKP, busset… sepi
bangeet, yang ada cuma gonggongan anjing. Saya mencoba jalan kesuatu rumah,
saya lihat ada sesosok manusia tua, tapi setelah saya dekati dia malah kabur, asem… cuma mau nanya malah kabur.
Akhirnya temen saya menemukan orang yang bersedia untuk dititipin motor selama
kami mendaki.
Sebelum mendaki
kami membaca-baca dulu larangan-larangan serta peta jalur yang akan dilewati.
Dirasa sudah siap untuk mendaki, kami berenam mengatur barisan, dan sialnya
saya dapat yang paling belakang. (Mampuz,
urutannya berdasarkan berat badan). Awalnya sih masih terang, sebab masih ada
sedikit cahaya pancaran dari lampu. Namun, setelah melewati terowongan
yang terbuat dari batu, mulailah keadaan
berubah jadi gelap semua. Karena senternya hanya ada 2, terpaksa hanya depan
sendiri dan paling belakang yang membawa. Pikiran saya sudah mulai kemana-mana
dan mikirin yang engak-enggak.
Sangking takutnya tangan saya g henti-hentinya narik baju temanku. Wah pokoknya
g tenang banget, apalagi diantara kami berenam belum ada yang hafal jalurnya. Sial…
Jalur yang kami
lewati ternyata sedikit menyeramkan, sebab ada tempat dimana kami harus
merunduk, harus memanjat, berjalan menyamping dll. Selama perjalan saya g bisa
tenang, selalu was-was kalau sampai
ada binatang liar atau lelembut.haha
Kami berenam mulai
bingung ketika ada jalan cabang, kami harus kekanan apa kekiri. Disitulah
perasaan saya tambah g enak. Kami memutuskan untuk ambil jalur yang kekanan.
Setelah berjalan beberapa meter, kami harus masuk terowongan yang menyerupai
goa, sial, detak jantung saya tambah
kenceng. Jalannya pun sangat sempit, ditambah penerangan yang kurang memadai.
Setelah masuk kedalam terowongan tersebut, teman saya yang depan sendiri teriak
Woy…mundurrr…!!! ada putih-putih Teman
saya pada lari kebelakang, sialnya saya yang paling belakang sendiri tidak tahu
apa-apa langsung ditabrak begitu aja.
Kami berenam jatuh semua, sialnya lagi si Yudan meluk saya karena ketakutan.
Ditengah-tengah keributan teman-teman saya yang pada ketakutan, saya pun g
berhenti tertawa liat teman saya ketakutan, saya kira awalanya mereka itu
pemberani, ternyata pada ketahuan kalau sama-sama penakut juga.haha
Saya pun
mengambil alih barisan depan sendiri, dan saya mencoba berjalan maju ternyata
memang ada putih-putih tapi bukan setan, cuma kain mori yang tergantung saja.
Setelah saya coba liat-liat sekeliling ternyata ada sesajen. Disitulah baru
saya bisa menyimpulkan kalau kami salah jalur. Kami pun berjalan keluar
terowongan tersebut dan mengambil jalur yang satunya. Dan feeling saya benar kalau itu jalur menuju puncaknya.
Namun, kembali
lagi kami dihadapkan jalan yang sangat sempit sekali, yang mengharuskan kami untuk
berjalan menyamping. Dalam bantin saya “Sial
, muat enggak nih..” hehe
Setelah melewati
jalan sempit tersebut, kami harus menaiki tangga yang terbuat dari kayu, tangga
tersebut memang sudah disiapkan sama pengelolanya. Setelah kami semua naik,
mulailah kelihatan pemandangan lampu-lampu kota yang sangat bagus. Ternyata
kami sudah sampai di pos 1. Tak terasa 1 jam kami sampai di pos 1. Untuk menuju
Pos 2 kami harus berjalan sekitar 2Km (kalau g salah lho…) J
Setelah disuguhi sedikit pemandangan yang bagus,
saya ingin sekali sampai dipuncak yang paling tinggi. Rasa takut yang saya
miliki, kini perlahan-lahan luntur. Setelah selesai beristrahat dan
berfoto-foto kami melanjutkan perjalanan dan saya berada didepan sendiri, alias
leader. yeeeaaah…ahaha (lebay). Kami
harus melewati hutan-hutan yang sangat lebat sekali, disana hanya ada suara
angin yang menabrak pepohonan. Serasa mistis sekali dah pokoknya. Tapi rasa
takut tersebut sudah hilang, justru berubah menjadi sebuah kenikmatan
tersedniri. Setelah sejam kami blusukan dihutan
akhirnya kami sampai dipuncaknya. Untuk bisa naik sampai puncaknya kami harus
menaiki batu yang sagaaaaaat besar, tapi tenang sudah ada tangganya kok, jadi
lebih gampang. hehe
Sampai
dipuncaknya, saya dan kelima teman saya heboh dan terkejut dengan suguhan pemandangan kota Jogja yang
sangat-sangat indah, luar biasa, amazing dan ngono kae lah g bisa diceritakan dengan kata-kata. J Rasa capek yang
kami rasakan hilang begitu saja setelah melihat pemandangan kota Jogja dari
puncak Gunung Purba. Bahkan, tidak hanya Jogja saja, kami bisa menikmati
keindahan Kota Klaten juga, pokoknya sangat-sangat bagus.hehe
Sekitar 1 jam
kami berada dipuncak, dan kami habiskan untuk berfoto-foto sebelum akhirnya
kami turun. Inilah pengalaman saya pertama kali mendaki Gunung yang awalnya
belum pernah saya rasakan, meskipun puncaknya tidak begitu tinggi, namun,
ternyata semua itu bisa mengubah saya yang awalnya takut untuk berjelajah
malam, dan sekarang justru ketagihan untuk berjelajah malam. hehehe
Dari sinilah saya
mulai cinta dengan keindahan alam, semakin suka berpetualang, jelajah
ketempat-tempat yang belum pernah saya temui dan semakin cinta dengan
tantangan. Yang terpenting jagalah kesopanan anda dimanapun itu. Karena itu
yang terpenting.
Bagi anda yang punya
rasa takut, silahkan mencoba seperti pengalaman saya ini, anda akan bisa
merasakan sendiri bagaimana kencangnya
detak jantung anda yang terdengar sampai ketelinga.hehe
Wassalamu'alaikum. Wr. Wb
wahhh pengen deh :D
BalasHapus