Minggu, 23 Desember 2012

PUNCAK GUNUNG PURBA



Assalamu’alaikum Wr. Wb
Apakah anda termasuk orang yang penakut jelajah malam? wes tho tidak perlu malu, J
Sebab awalnya saya juga orang yang sangat takut jelajah malam, takut kalau digondol wewe (setan) hahaha
Namun, rasa takut tersebut bisa hilang setelah saya diajak teman SMA saya (Jamal, Puji, Yudan, Rizki, dan Hasan) untuk jelajah malam di Gunung Purba yang letaknya berada di Gunung Kidul. Awalnya kami hanya kumpul-kumpul saja untuk nongkrong, sebab sudah lama kami tidak berkumpul bersama. Karena dirasa acara ngumpul-ngumpul ini kurang berwarna, salah satu teman saya si Jamal mengajak untuk menaiki Gunung Purba yang ada di Gunungkidul. Teman-teman saya yang lain menyanggupi ajakan tersebut, sedangkan saya hanya bengong saja, sambil ngebayangin malam-malam tanpa ada persiapan tiba-tiba harus mendaki. (sialan, dah tau saya penakut jelajah malam malah diajakin, mapuz dah!). Tapi biar terhindar dari ejekan saya pun menyanggupinya.
Jam 10 malam kami berangkat dari kos, tanpa peralatan apa-apa, sebab dalam pikiran saya kalau mau mendaki harus membawa peralatan yang memadai, maklum waktu itu belum pernah saya mendaki gunung. Kami berenam berangkat hanya membawa 2 senter, mana senter yang satu itu kecil sangat. hem….

Jam 12 malam kami pun sampai di TKP, busset… sepi bangeet, yang ada cuma gonggongan anjing. Saya mencoba jalan kesuatu rumah, saya lihat ada sesosok manusia tua, tapi setelah saya dekati dia malah kabur, asem… cuma mau nanya malah kabur. Akhirnya temen saya menemukan orang yang bersedia untuk dititipin motor selama kami mendaki.
Sebelum mendaki kami membaca-baca dulu larangan-larangan serta peta jalur yang akan dilewati. Dirasa sudah siap untuk mendaki, kami berenam mengatur barisan, dan sialnya saya dapat yang paling belakang. (Mampuz, urutannya berdasarkan berat badan). Awalnya sih masih terang, sebab masih ada sedikit cahaya pancaran dari lampu. Namun, setelah melewati terowongan yang  terbuat dari batu, mulailah keadaan berubah jadi gelap semua. Karena senternya hanya ada 2, terpaksa hanya depan sendiri dan paling belakang yang membawa. Pikiran saya sudah mulai kemana-mana dan mikirin yang engak-enggak. Sangking takutnya tangan saya g henti-hentinya narik baju temanku. Wah pokoknya g tenang banget, apalagi diantara kami berenam belum ada yang hafal jalurnya. Sial…
Jalur yang kami lewati ternyata sedikit menyeramkan, sebab ada tempat dimana kami harus merunduk, harus memanjat, berjalan menyamping dll. Selama perjalan saya g bisa tenang, selalu was-was kalau sampai ada binatang liar atau lelembut.haha

Kami berenam mulai bingung ketika ada jalan cabang, kami harus kekanan apa kekiri. Disitulah perasaan saya tambah g enak. Kami memutuskan untuk ambil jalur yang kekanan. Setelah berjalan beberapa meter, kami harus masuk terowongan yang menyerupai goa, sial, detak jantung saya tambah kenceng. Jalannya pun sangat sempit, ditambah penerangan yang kurang memadai. Setelah masuk kedalam terowongan tersebut, teman saya yang depan sendiri teriak Woy…mundurrr…!!! ada putih-putih Teman saya pada lari kebelakang, sialnya saya yang paling belakang sendiri tidak tahu apa-apa  langsung ditabrak begitu aja. Kami berenam jatuh semua, sialnya lagi si Yudan meluk saya karena ketakutan. Ditengah-tengah keributan teman-teman saya yang pada ketakutan, saya pun g berhenti tertawa liat teman saya ketakutan, saya kira awalanya mereka itu pemberani, ternyata pada ketahuan kalau sama-sama penakut juga.haha
Saya pun mengambil alih barisan depan sendiri, dan saya mencoba berjalan maju ternyata memang ada putih-putih tapi bukan setan, cuma kain mori yang tergantung saja. Setelah saya coba liat-liat sekeliling ternyata ada sesajen. Disitulah baru saya bisa menyimpulkan kalau kami salah jalur. Kami pun berjalan keluar terowongan tersebut dan mengambil jalur yang satunya. Dan feeling saya benar kalau itu jalur menuju puncaknya.
Namun, kembali lagi kami dihadapkan jalan yang sangat sempit sekali, yang mengharuskan kami untuk berjalan menyamping. Dalam bantin saya “Sial , muat enggak nih..” hehe
Setelah melewati jalan sempit tersebut, kami harus menaiki tangga yang terbuat dari kayu, tangga tersebut memang sudah disiapkan sama pengelolanya. Setelah kami semua naik, mulailah kelihatan pemandangan lampu-lampu kota yang sangat bagus. Ternyata kami sudah sampai di pos 1. Tak terasa 1 jam kami sampai di pos 1. Untuk menuju Pos 2 kami harus berjalan sekitar 2Km (kalau g salah lho…) J

Setelah disuguhi sedikit pemandangan yang bagus, saya ingin sekali sampai dipuncak yang paling tinggi. Rasa takut yang saya miliki, kini perlahan-lahan luntur. Setelah selesai beristrahat dan berfoto-foto kami melanjutkan perjalanan dan saya berada didepan sendiri, alias leader. yeeeaaah…ahaha (lebay). Kami harus melewati hutan-hutan yang sangat lebat sekali, disana hanya ada suara angin yang menabrak pepohonan. Serasa mistis sekali dah pokoknya. Tapi rasa takut tersebut sudah hilang, justru berubah menjadi sebuah kenikmatan tersedniri. Setelah sejam kami blusukan dihutan akhirnya kami sampai dipuncaknya. Untuk bisa naik sampai puncaknya kami harus menaiki batu yang sagaaaaaat besar, tapi tenang sudah ada tangganya kok, jadi lebih gampang. hehe
Sampai dipuncaknya, saya dan kelima teman saya heboh dan terkejut dengan suguhan pemandangan kota Jogja yang sangat-sangat indah, luar biasa, amazing dan ngono kae lah g bisa diceritakan dengan kata-kata. J Rasa capek yang kami rasakan hilang begitu saja setelah melihat pemandangan kota Jogja dari puncak Gunung Purba. Bahkan, tidak hanya Jogja saja, kami bisa menikmati keindahan Kota Klaten juga, pokoknya sangat-sangat bagus.hehe
Sekitar 1 jam kami berada dipuncak, dan kami habiskan untuk berfoto-foto sebelum akhirnya kami turun. Inilah pengalaman saya pertama kali mendaki Gunung yang awalnya belum pernah saya rasakan, meskipun puncaknya tidak begitu tinggi, namun, ternyata semua itu bisa mengubah saya yang awalnya takut untuk berjelajah malam, dan sekarang justru ketagihan untuk berjelajah malam. hehehe

Dari sinilah saya mulai cinta dengan keindahan alam, semakin suka berpetualang, jelajah ketempat-tempat yang belum pernah saya temui dan semakin cinta dengan tantangan. Yang terpenting jagalah kesopanan anda dimanapun itu. Karena itu yang terpenting.
Bagi anda yang punya rasa takut, silahkan mencoba seperti pengalaman saya ini, anda akan bisa merasakan sendiri bagaimana  kencangnya detak jantung anda yang terdengar sampai ketelinga.hehe

Wassalamu'alaikum. Wr. Wb

1 komentar: