Hari Senin tanggal 24 Desember 2012 mungkin
akan menjadi momen yang tak akan terlupakan didalam sejarah hidup saya.
Pasalnya ketika itu saya hampir saja sekarat dipuncak merbabu. Awalnya saya
bersama ke dua temana saya (Tris dan Muadzin) sudah berencana jauh-jauh hari
untuk mendaki Gunung Merbabu yang ketinggiannya 3.142 m dpl tersebut. Minggu
malam saya bersama meluncur kekosan Muadzin, tak disangka malah anak ini masih
tidur. Rencana awal kami ingin berangkat hari Senin ba’da sholat Subuh. Namun,
dirasa nanti terlalu siang, maka kami bertiga berangkat hari senin jam 01.00
WIB dini hari. Diperjalanan tak henti-hentinya sedikit halangan menghampiri,
mulai dari lampu motor Tris yang lepas-lepas dan setelah itu giliran motor saya
yang harus kehabisan bensin ditengah-tengah alas jalan menuju kopeng.hadewww…..
Untung saja motor Tris bisa dilepas saluran
tangkinya sehingga bisa berbagi bensin kemotor saya..hahaha
Kami melanjutkan perjalanan, namun baru
berjalan beberapa meter kami menemui orang yang sama nasipnya dengan saya yaitu
kehabisan bensin, kami mencoba menolongnya. Akhirnya kami diberikan sedikit
arahan jalan menuju Camp pendakian gunung Merbabu. Sebab rencananya kami ingin
mendaki melewati jalur Wekas yang terkenal rumayan cepat.
Pukul 03.30 WIB dini hari kami sampai di
Camp, namun Camp tersebut tutup, dan bukanya jam 05.30 WIB. Damn…!!!
Kami memutuskan untuk sholat subuh dahulu dan
sarapan dengan bekal yang telah kami bawa, (sego
ndog + Mie…) hehe
Jalur Pendakian |
Pukul 06.00 WIB kami mulai medaki, dengan
diawali do’a bersama dan sedikit ritual..walaah
heheh kami cap cus berjalan dengan semangat. Ternyata jalur Wekas memang
TOP…jalannya nge-Track terusss dan jarang-jarang ada bonus, gampang ngos-ngosan bray…
Pukul 09.00WIB kami sampai di Camp Ground atau pos 2, sebab pos 1
jaraknya sangat dekat sekali dengan base camp-nya. Disana kami bisa mengisi
ulang air dan tidur sejenak, sebab disini banyak sekali orang-orang mendirikan
tenda dan camping disini. Setelah sekitar 1 jam saya dan Tris tertidur, kami
bertiga melanjutkan perjalanan menuju pos 3, lagi-lagi kami harus naik dan naik
terus, jalannya semakin menungkik.
haha
Jalur Setan |
Sesampainya di Pos 3 kami mendirikan tenda
disana, sebelum nanti kami melanjutkan untuk mendaki sampai dipuncak. Di pos 3
kami makan siang dan sholat. Bersama sego
ndog+mie lagi kami makan siang, maklumlah logistic minim cooyy….hehe Namun, Allah maha tahu apa
yang dibutuhkan hambanya, hehe
kami diberi snack dan gula pasir sama pendaki
asal Jakarta yang rencananya mereka akan turun hari itu.
Pukul 14.30 WIB kami meneruskan perjalanan
menuju puncak, namun sebagian barang-barang kami tinggal ditenda, biar gak
berat bawanya. Ternyata jalan menuju puncaknya sangat extreme, ditambah waktu
itu gerimis dan kami harus memakai mantel, setelah itu kami harus melewati
jembatan setan yaitu jalan setapak yang kanan-kirinya sudah jurang, dan
merengkak ditebing yang dibawahnya jurang dengan babatuan yang sangat OSeRAM sekalleeee…
KS09 |
KS09 |
pukul 16.50 WIB kami sampai dipuncak, namun,
cuacanya belum mendukung sebab pemandangannya masih tertutupi oleh kabut, dan
juga ,masih gerimis. Disinilah detik-detik saya Hypothermia. Kami bertemu
dengan pendaki yang membuat tenda dipuncak, mereka dari UPN, SADHAR, dan
Jakarta. Kami diajak untuk ngobrol-ngobrol bersama sambil berteduh. Gerimispun
semakin menjadi dan ditambah hembusan angin yang rumayan kencang, suhu disana
sangat dingiin sekali, awalnya tangan saya hanya beku namun masih bisa ngerasa,
tapi lama-kelamaan mati rasa. Setelah tangan saya tidak bisa merasakan apa-apa,
eee… si tris sama Adzin malah ngobrolin soal pendaki yang mati gara-gara
Hypothermia dijalur pendakian, (Matilah
aku…masak aku harus game over disini) hehe
G.Merapi dari Puncak merbabu |
Seluruh badan saya sudah menggigil
kedinginan, dan wajah saya pucat… untuk ngomong saja rasanya berat, apalagi
untuk bergerak. Setelah Gerimis berhenti, cuaca berubah menjadi sedikit baik, bahkan
kami bisa melihat pelangi dipuncak Merbabu. Tris dan Adzin bersama
pendaki-pendaki lainnya berfoto-foto, sedangkan saya hanya diam seperti patung
ngampet suhu yang dingiiin sekali. Tak henti-henti saya berdo’a didalam hati
agar diberikan keselamatan dan perlindungan. Namun, lama-kelamaan saya sudah
merasa tidak kuat untuk berlama-lama dipuncak, saya memutuskan untuk meminta
turun. Sebelum saya meminta Adzin dan Tris untuk turun saya menyempatkan untuk
berfoto-foto juga, biar ada kenangan lah.heheh
Untuk menuruni puncak saja, saya harus sedikit memaksakan tangan saya agar bisa digerakan. Perjalanan menuruni puncak pun tidak mudah, sebab kami bertiga hanya membawa 2 senter ditambah jalan yang gelap serta gerimis, jadi kami tak henti-hentinya sering terpeleset. Kebayang lah gimana rasanya. hehe
Untuk menuruni puncak saja, saya harus sedikit memaksakan tangan saya agar bisa digerakan. Perjalanan menuruni puncak pun tidak mudah, sebab kami bertiga hanya membawa 2 senter ditambah jalan yang gelap serta gerimis, jadi kami tak henti-hentinya sering terpeleset. Kebayang lah gimana rasanya. hehe
Korban... hehe |
Akhirnya kami sampai ditenda, dan tangan saya
Alhamdulillah bisa sembuh. Namun, saya harus GERING (masuk angin). Terpaksa saya harus tepar dan tidak bisa
menikmati indahnya malam di Merbabu. (yang
penting saya masih hidup) Terimakasih ya Allah…J
Sekitar jam 07.00 WIB kami packing semua
barang-barang dan tenda, kemudian kami turun. Sampai di Pos 2 disana kami istirahat
sebentar, ternyata kemurahan Allah kembali ditunjukkan kepada kami. Kami
bertiga diajak sarapan bersama oleh keluarga Mas Udin, beliau asli magelang,
namun beliau hanya camping saja di pos 2 bersama keluarganya. Alhamdulillah
perut kenyang cooooy..hahaha
Memang kehidupan kami selama dialam waktu itu
penuh dengan kemurahan yang diberikan Allah melalui perantara mereka-mereka
yang berbuat baik dengan kami. Sebab kami bertiga tidak membawa logistic yang
begitu melimpah, bisa dikatakan mepetlah..hehehe
Setelah sejenak kami sarapan bersama dengan
keluarga Mas Udin dan ngobrol-ngobrol, kami melanjutkan perjalanan turun, namun
ternyata saya ada kabar lewat sms dari Base Camp kalau ada 3 pendaki yang
tersesat, kami diminta untuk bertanya-tanya jika ada yang mnegetahui atau
sempat bertemu. Akan tetapi selama kami diatas dan perjalanan turun kami tidak
bertemu dengan 3 pendaki yang dimaksud tersebut. Semoga saja mereka selamat dan
bisa berkumpul dengan keluarganya kembali, Amiin..
Akhirnya kami sampai di Base Camp dengan
selamat, dan kami beristirahat sejenak sebelum akhirnya kami melanjutkan untuk
pulang kekos.
Begitulah sedikit cerita perjalanan kami ke
Merbabu, banyak hal dan pelajaran yang kami dapat murni dari alam dan juga
pengalaman dari para pendaki-pendaki dari berbagai kota, kami mendapat banyak
teman, keluarga dll. Tak luput juga banyak batu nisan yang berada di Gunung
Merbabu, batu nisan tersebut tidak lain adalah penghormatan yang diberikan
kepada mereka para pendaki yang meninggal disana, sekaligus mengingatkan kepada
kita bahwa kematian selalu ada di depan mata dan puncak gunung yang telah
ditaklukan tidak seharusnya membuat pendaki besar kepala namun merasa bahwa
ternyata pendaki hanyalah sebagian kecil dari alam yang masih harus menghadapi
kenyataan akhir yaitu KEMATIAN. Semoga mereka yang meninggal disana diampuni
dosa-dosanya, Amin…
Sekian…. J
Puncak Kenteng Songo |
Puncak Kenteng Songo |
Puncak Trianggulasi |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar