Assalamu’alaikum
Wr. Wb
Kemarin
malam sepulangnya saya dari sebuah acara, bersama dengan teman-teman saya
berkumpul disebuah warung makan. Yah, seperti biasa kami ngobrol kesana kemari
dan malah sampai pada sesi curhat segala. Tentang Bambang (nama samaran) yang
sedang patah hati, tentang Aldi (nama samaran) yang sedang jatuh cinta, dan
tentang Gondrong (nama samaran) yang sudah lama ngejar-ngejar wanita tapi belum
dapat kepastian. hehehe Atau tentang saya yang sedang makan serta galau juga
kayaknya..wkwkwk
Yang
menarik dari cerita-cerita ini adalah salah satu sahabat saya yang sedang
mengalami kisah cinta “bertepuk sebelah tangan” alias KANDAS… wah saya sedikit
tersindir ini,hahaha
Pahit
sekali katanya, dan arrghhhh gitulah,,hehehe Sontak saya teringat nasihat super
dari buku Peprempuan Pencari Tuhan, bahwasannya “kita harus bersyukur atas apa yang tidak kita miliki karena Allah
Mahatahu mana yang pas untuk kita menurut takaran Allah, bukan menurut takaran
kita, manusia. Memangnya siapa kita ikut mengatur Allah? Meski kita maunya ini
dan enggak mau yang itu. Pokoknya yang ini!” Loh, tidak malu apa mengatur
Allah yang lebih tahu? yang Mahatahu bahkan. Dalam QS Al-Baqarah [2] : 216 :”Boleh jadi kalian membenci sesuatu, padahal
ia amat baik bagi kalian. Boleh jadi kalian mencintai sesuatu, padahal ia amat
buruk bagi kalian. Allah Maha Mengetahui kalian tidak mengetahui”. Jelas
tho sekarang? Allah yang lebih tahu. Jadi terima takdir kita dan ikhlaskanlah
tanpa syarat.
Sekarang,
sudahlah, JANGAN tangisi apa yang bukan milik kita! Karena semua itu memang
bukan yang terbaik untuk kita. BERSYUKURLAH ia tidak menjadi milik kita karena
memang ia tak pantas untuk kita. Percaya deh, apa yang dipilihkan Allah untuk
menjadi milik kita itulah yang terindah, terbaik, dan termanis. Maka sudahlah
jangan tangisi apa yang bukan milik kalian. J
Maaf
nih kalau tulisan ini mendadak jadi mellow gini,heheh mungkin tidak terlalu
berbuah hikmah namun, hanya buah perenungan bagi saya. Kemaren sehabis sholat
Isya’, saya mencoba merenungkan dengan apa yang telah saya perbuat. Lebih
tepatnya mencoba mengerti pesan Allah dari berbagai kejadian dalam hidup saya.
Mungkin kejadian yang terjadi pada bulan lalu dimana keinginan saya tidak bisa
tersampaikan. wkwkwk
Teringat
pesan senior saya kalau ingin membuat hidup ini bermakna dan tidak sia-sia
adalah dengan cara meninggalkan luka lama. Tak perlu sering diingat. Ibarat
sebuah buku maka bab itu sudah selesai, bab baru sudah menunggu. hehe Kalau
kata orang Klaten “Life Must go on.” Malam ini , saya teringat bahwa dalam
perjalanan jiwa saya rasanya saya lebih banyak menangisi kepergian orang-orang
yang meninggalkan saya dan sedikit sekali, bahkan jarang sekali saya mengingat
mereka yang tak pernah pergi dari sisi saya. Seberapapun luka yang saya
tanamkan, ada yang tetap mencintai saya. Saat ada yang tak peduli dengan saya,
ada yang begitu memperhatikan saya. Saya lupa dengan orang-orang yang
menyembuhkan luka saya setelah itu. Kasih sayang, perhatian, rasanya saya buat
tak bermakna karena pikiran saya dipenuhi luka dan sang pemberi luka. Saya
terpaku oleh luka dan melupakan cinta yang mengelilingi saya. Cinta yang tanpa
hawa nafsu pastinya, mungkin emang enak yang pake nafsu seperti para budak
setan mencintai.
Kemudian
saya sadari bahwa saya sering melihat pintu yang tertutup, lalu menangisi
mengapa pintu itu tertutup. Lalu saya menggedor-gedor sang penutup pintu agar
mau lagi membuka pintu itu dan beri saya kesempatan. Lalu meraung-raung jungkir balik dibalik pintu meratapi
luka. Betapa bodohnya saya. Saya merasa tak bisa melihat dunia lagi karena
pintu itu tertutup untuk saya. Kebodohan yang lain adalah saya lalu
melupakan jendela-jendela yang terbuka lebar dan memberi saya ruang yang lebih
luas dan lebar agar saya dapat melihat dunia dari sudut yang lebih indah, agar
saya lebih mampu memerolah oksigen lebih banyak. (PPT)
Satu-satunya
cara untuk mengobati luka adalah dengan meninggalkan luka itu sendiri. Bukankah
Allah tidak akan mengubah nasib seseorang hamba jika sang hamba tidak
mengubahnya sendiri? Ayo, paksa diri untuk melangkah! Tutup lembaran yang ini
dan bukalah lembaran baru. Tenang, kertasnya masih banyak kok,hehehe
Yuk,
melangkah! move on! Buktikan bahwa luka yang ditorehkan tidak akan sanggup
membunuh kita. Jangan berlama-lama dalam kesia-siaan, karena Allah tidak suka
terhadap hal tersebut. Masih banyak yang harus kita lakukan, masih banyak
perkerjaan yang menunggu, dan masih banyak orang-orang yang mencintai kita.
Allah hanya mengambil satu orang yang tidak lagi kita butuhkan. Bukankah Allah
hanya memberikan apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan?
Betul!
jadi janganlah tangisi yang Allah ambil dari kita karena Allah tahu bahwa kita
memang tidak lagi membutuhkan yang itu lagi. Tidak ada sesuatu pun yang diambil
dari seseorang hamba kecuali diganti dengan yang lebih baik. Bangun dan
jemputlah! Waktu terus berjalan, masak kalah sama patah hati? Rugi Dong… J
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar