Beberapa hari yang lalu ketika saya bersama ke enam teman saya sedang melakukan perjalanan menuju pantai Pok Tunggal yang berada di Gunungkidul, rencananya kami mengambil pasir putih untuk dijadikan bahan pembuatan kreatifitas anak sekalian liburan. Namun, ada sedikit kejadian yang mungkin buat saya itu adalah "kode" bagi diri saya khususnya dan mungkin para pembaca semuanya, yaitu SAMPAH. Yah, sampah mungkin sudah tidak asing lagi ya ditelinga kita,hehe
Teman saya ini (cewek) melihat sebuah mobil mewah yang dengan tidak merasa bersalah membuang bungkus plastik di jalan raya dari dalam mobilnya, seketika teman saya tersebut meminta untuk mendekati mobil mewah tersebut, sesampainya disamping mobil mewah tersebut, teman saya membuka jendela mobilnya sambil berteriak, "Woy mas, punya mobil mewah tapi kok g berpendidikan, buang sampah aja masih aja sembarangan!" kami berlima hanya bengong melihat teman saya ini, sedangkan pemilik mobil mewah tersebut hanya terdiam malu ditegur oleh teman saya.
Cerita singkat tersebut menjadi teguran juga kepada diri saya sendiri meskipun secara tidak langsung, sebab saya menyadari bahwa saya juga masih sering membuang sampah dengan sembarangan,hehe
Setelah selesai menegur sopir mobil mewah tersebut teman saya menceritakan bahwa apa yang ia lakukan tersebut belum seberapa dengan apa yang pernah dilakukan oleh temannya yang berada di Jakarta. Ia pernah juga bersama temannya menegur seorang sopir yang membuang botol minuman di sebuah jalan raya yang kebetulan ia berasama temannya berada dibelakang mobil tersebut. Pernah juga seorang anak SD dimarahin oleh teman saya hanya gara-gara anak tersebut membuang plastik bungkus makanan (jajanan) sekolah. hadeww...
Teman saya berkata "Buang sampah itu adalah hal sepele, tetapi justru disitulah terlihat
sifat seseorang, jika dia membuang sampah sembarangan maka bisa
dipastikan dia adalah orang yang tidak mencintai kebersiha." Mendengar perkataan teman saya tersebut memang benar, coba saja kita hitung jika satu sampah yang dibuang sembarangan
dikalikan dengan banyak orang indonesia, bisa jadi apa itu ya
sampahnya? sebuah istana sampahkah ? atau pulau sampah ? ah … pokoknya
pasti jadi sampah ya? … dan itu sangat mengerikan! Padahal para
produsen makanan, minuman, dan lainnya selalu menyisipkan gambar/simbol
yang menganjurkan buang sampah pada tempatnya ya kan ? atau yang buang
sampah sembarangan itu g bisa lihat dan baca lagi ??? uppps …tapi kan
bisa nyetir.
Menteri Lingkungan hidup juga sangat mengecam terhadap orang kaya bermobil mewah membuang sampah sembarangan, begini nih pidatonya ""Padahal, orang-orang kaya itu tentu berpendidikan, tetapi mereka
membuang sampah seperti kacang dan botol air minum lewat jendela mobil
mewah," kata Balthasar, Rabu (16/11/2011), di Kantor Wakil Presiden.
Sampah berserakan di tempat dan fasilitas umum pun sudah menjadi
pemandangan biasa. Saking biasanya, para pengguna fasilitas itu pun
seperti sudah tak peduli lagi, bahkan tak terganggu dengan sampah-sampah
di sekitarnya. Coba lihat, mulai dari jalan raya, taman bermain,
angkutan umum seperti bis kota dan kereta api, sekolah, sampai rumah
sakit dan sarana ibadah pun seolah berfungsi sebagai tempat pembuangan
akhir. Padahal rumah sakit seharusnya terbebas dari sumber penyakit,
begitu pula dengan sarana ibadah yang identik dengan kesucian.
Bukan karena di lokasi tersebut tidak tersedia tempat sampah, bahkan
ada di setiap sudut ruangan. Hanya saja si pembuang sampah ini malas
mengangkat kakinya untuk beranjak ke tempat sampah. Yang terjadi sampah
berserakan di mana-mana. Kalau pun ada yang berusaha membuang ke tempat
sampah, namun seringkali luput dari sasaran alias tercecer di seputar
tempat sampahnya.
Bukan pula karena petugas kebersihan malas menyapu jalan dan
fasilitas umum itu. Tahukah bahwa setiap dini hari ketika kita masih
terlelap mereka sudah berjibaku dengan sampah-sampah malam sisa
aktivitas kita? Mereka juga tidak malas keliling kota mengangkut
sampah-sampah dan mengantarkannya ke tempat pembuangan akhir. Yang
pasti, perbandingan jumlah pembuang dan pemungut sampah bagai langit dan
bumi.
Peringatan bertuliskan, “DILARANG BUANG SAMPAH SEMBARANGAN” atau
“JAGALAH KEBERSIHAN” sudah tidak digubris. Sebagian orang di negeri ini
sudah tidak punya rasa malu membuang sampah seenak hatinya. Sekarang
cobalah lebih proaktif dengan menegur secara halus mereka yang ketahuan
di depan mata kita membuang sampah seenaknya. Semestinya bukan kita yang
malu menegur mereka. Yakinlah, biasanya orang akan merasa malu ketika
ditegur saat membuang sampah di sembarang tempat.
Sekadar ajakan sederhana, untuk mulai berani menegur siapapun yang
membuang sampah sembarangan di depan kita. Bayangkan, jika setiap orang
tidak hanya memiliki kesadaran menjaga kebersihan, melainkan juga
mengajak orang lain turut menjaganya. Bukan perkara mudah memang, perlu
kesiapan mental, komitmen dan kesungguhan untuk bisa melakukannya.
Langkah ini dimulai dari rumah sendiri, terhadap keluarga sendiri.
Jika rutin dan terus menerus menjaga komitmen ini, orang yang
mengenal Anda akan malu membuang sampah sembarangan, sebab tampang
perang Anda seolah mengatakan, “berani buang sampah di depan saya?” hehehe
Jika
belum sadar juga, mungkin nanti baru sadar kalau banjir sudah
menerjang.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar