Assalamu'alaikum Wr. Wb
Pernahkah anda mendengar pepatah berkata "Gajah mati meninggalkan Gading, Manusia mati meninggalkan Nama." Nah, kemarin saya membaca kembali buku yang berjudul "Perempuan Pencari Tuhan" ada sebuah hadits Rasulullah SAW yang berbunyi "Penduduk Surga adalah orang yang telinganya penuh mendengar pujian atas dirinya karena banyaknya kebaikan pada manusia. Sementara telinga penduduk Neraka adalah mereka yang telinganya penuh mendengar cacian atas dirinya karena banyaknya menyakiti manusia." Setelah membaca hadits tersebut pikiran saya sprint sekencang mungkin menembus langit 7,haha mencoba merenungi apa yang telah saya perbuat saat ini. Apa yang bisa saya tinggalkan ketika esok Allah memanggil saya pulang? Iya, Apa? Apakah gading saya nanti itu nama yang harum apakah nama yang jelek?
Saya kembali teringat awal-awal saya belajar menulis di blog dulu. Selain memuat kisah perjalanan hidup saya, selain sebagai media saya menguapkan ide yang keluar dari kepala, saya juga ingin apa yang saya tulis ini dikenang meskipun suatu saat saya sudah tiada. Berharap semoga tulisan saya ini bermanfaat meskipun tak banyak dan tak tenar. Berguna meski sedikit. yah, sekiranya begitulah. Namun, rasanya sejauh ini kok belum cukup memberikan arti ya? Sebab pernah seorang ustadz mengutip sabda Rasulullah SAW "Sebaik-baiknya umat adalah yang disisa nafasnya memberi manfaat bagi hamba-hamba Allah yang lain."
Sementara saya? Itulah pertanyaan yang selalu menempel dikepala saya. Atau bahkan mungkin dikepala para pembaca sekalian.
Mungkin kita bisa memulai dari hal-hal yang kecil, mari kita simak beberapa contoh dari teman-teman saya berikut. Mereka adalah seorang gadis lulusan S1, dan sekarang sedang menempuh S2 serta ada yang sedang menunggu beasiswa ke luar negeri. Mereka berasal dari luar daerah saya (Yogyakarta). Usianya masih tergolong muda. Di usianya yang baru seperempat abad tersebut, dirinya mencoba terjun menawarkan diri untuk mengajar serta membimbing anak-anak di sebuah desa terpencil yang sama sekali tidak dikenal sebelumnya. Di saat wanita-wanita seusianya sibuk meniti karir, atau mencari jodoh atau bahkan sibuk menikmati masa mudanya dengan pacarnya, tetapi teman-teman saya ini justru sibuk berdendang, bernyanyi, dan bersorak-sorak bersama anak-anak desa yang mereka didik. Mereka ikhlas bepeluh keringat mengajarkan anak-anak berhitung, menyanyi, dll. Sungguh terbayang betapa sulitnya. Namun, para gadis-gadis manis ini tidak pernah mengeluh. Mereka hanya berharap anak-anak ini kelak akan mengubah dunian. Dunia bagi diri si anak. Subhanallah, inilah gading yang akan ditinggalkan kelak!
Suatu hari saya sempat bertanya kepada mereka, "Apakah kalian tidak merasa terbebani mengajar anak-anak tersebut yang sama sekali tidak kalian kenal, bahkan tidak ada gaji sepeserpun?"
Dengan tersenyum mereka menjawab, "kami senang kok bisa bersama-sama mereka, biarpun sulit tapi disitulah kenikmatannya bisa dirasakan, yah sekalian ngisi waktu luang hehe"
Sontak saya pun jadi malu mendengar jawaban mereka, saya tidak bisa membayangkan ditengah-tengah jadwal mereka yang setiap hari padet tapi mereka masih saja bilang untuk mengisi waktu luang. Saya jadi iri...hehe
Sebenanya tidak perlu jauh sih, kita membuat sesuatu untuk dikenang ketika kita tiada nanti. Mari kita lihat lingkungan sekitar kita, dilampu merah misalkan, ada seorang anak yang mengemis, luangkan waktu sejenak untuk berceloteh kepadanya atau mendengarkan celotehannya. Ada anak yatim yang mungkin kurang kasih sayang, berikanlah sedikit kasih sayang, pelukan atau mungkin sedikit cerita yang dapat memotivasinya. Kita bisa menulis, walau hanya di blog, facebook, dan twitter, tetapi tulisan tersebut bermanfaat dan akan dikenang orang ketika kita sudah meninggal. Mungkin ada teman kita yang sedang kesusahan, bersegeralah menghiburnya, membantunya kala dia sedang kesulitan, usapkan air matanya kala dia menangis, Barang kali senyum manis kita dapat meringankan beban mereka, barangkali tenaga kita bisa menjadi gading, meringankan permasalahannya. Barang kali sebungkus nasi bisa menjadi gading, ketika kita berikan kepada penajaga malam atau tukang kebersihan. Barangkali obrolan ringan kita dengan teman, atau orang yang sedang sakit akan menjadi gading. bahkan pelukan hangat kita kepada orangtua akan mampu menjadi gading. Dan masih banyak lagi.
Ternyata sangat banyak sekali yang dapat kita lakukan untuk membuat kita lebih bermanfaat. Ini semua akan dikenang orang sebagai kebaikan, akan jadi gading yang kelak akan kita tinggalkan. SEKARANG, yuk tata niat, mari kita membangun gading-gading yang indah sehingga kita pulang nanti, bukan hanya nama yang indah yang kita tinggalkan, bukan hanya nama yang tertulis dibatu nisan, tetapi gading yang akan dikenang di dalam hati semua orang karena kebaikan-kebaikan kita. Amin..
Semoga kita menjadi hamba yang disayangi bumi, dan dirindukan Surga, Amin...
Semoga bermanfaat, Amin...
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar